Minggu, 04 Oktober 2015

PKN, FAVOURITE SUBJECT OR NOT?

Dwi Ayuning Tyas

Kedua orangtuaku memasukkan aku ke sekolah dasar saat aku berumur 7th, disinilah awal ceritaku dimulai.  Saat mulai memasuki bangku SD, dengan suasana yang baru, guru baru, kelas baru, teman baru, dan mata pelajaran baru yang belum pernah aku dapat sebelumnya, PPKn lah (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)  mata pelajaran yang membuat aku terpanah dan kemudian jatuh cinta dibuatnya. Bagaimana tidak? Setiap kali ada persoalan dalam mata pelajaran PPKn, selalu bisa aku selesaikan dengan baik. Yap, pada saat itu PPKn menjadi pelajaran yang mudah. Kemudahan soal dalam PPKn menjadikan nilaiku selalu penuh, sehingga menjadi mata pelajaran favoritku. persoalan yang dibahas dalam mata pelajaran PPKn pada waktu itu hanya meliputi nilai-nilai Pancasila, gotong-royong, toleransi, dan kerukunan. Ketika disuguhkan soal yang berbentuk pilihan ganda, tanpa perlu berfikir panjang sudah bisa saya tebak jawabannya dengan benar. Terang saja saya langsung menyilang pilihan jawaban tersebut karena pilihan yang lainnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan soal. Walaupun terdapat banyak kemudahan dalam menjawab soal, akan tetapi untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari saya rasa masih sulit jika tidak selalu dituntun oleh orang yang lebih mengerti. Jelas saja untuk anak seumur SD lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain.
Menginjak bangku SMP, rasa cinta saya terhadap PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) mulai berkurang. Sedikit yang saya ingat materi yang disampaikan ketika SMP, salah satunya adalah demokrasi. Mengingat jenjang SMP setingkat lebih tinggi dari SD, soal-soal yang disajikan juga sudah mengalami kerumitan sedikit demi sedikit. Ditambah dengan modal pembelajaran didalam kelas yang membosankan. Dimana siswa hanya menjadi pendengar setia dan guru menerangkan didepan kelas. Rasa ngantuk dan bosan tidak bisa terelakan, rasa semangat belajar pun mulai menurun. Setelah guru menerangkan, siswa diberi persoalan yang kemudian harus dianalisis. Tak lepas dari hafalan pasal-pasal pula  yang saya tidak tau kegunaannya untuk apa setelah saya mengetahuinya.
Menginjak masa SMA, anehnya rasa cinta saya terhadap mata pelajaran yang satu ini mulai kembali lagi saat di bangku pertama SD. Padahal, jika di fikir-fikir dengan jenjang yang lebih tinggi dari SMP tentunya mata pelajaran ini memiliki tingkatan yang lebih sulit lagi. Mungkin karena metode belajar yang berbeda yang membuat saya semangat lagi. Presentasi dan diskusi adalah metode yang sampai saat ini paling saya sukai. Mengapa? Saya tipe orang yang suka mengutarakan pendapat. Contohnya, saat membahas materi globalisasi. Globalisasi memiliki cakupan yang sangat luas. Dengan metode diskusi, saya merasa lebih hidup didalam kelas. Presentasi, mau tidak mau kita sebagai narasumber harus mempelajari apa yang akan dipresentasikan. So, dengan cara seperti itu, memaksa kita untuk mau melawan rasa malas kita dan lebih memperdalam materi yang akan kita sampaikan nantinya. Selain itu, implementasi secara langsung juga bisa saya rasakan menginjak masa SMA. PKN mengajarkan kita untuk berfikir kritis dalam menghadapi segala sesuatu secara glob  Yap, itulah gambaran kronologis kecintaan saya terhadap PKN. Ada kalanya kita merasa jenuh tentang materi-materi yang ada di pelajaran PKN. Tapi percayalah, dibalik itu semua, ada manfaat yang akan kita dapatkan.

LATIHAN SOAL KELAS 2 BAB TEMPAT HIDUP MAKHLUK HIDUP

A. BERILAH TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, ATAU C PADA JAWABAN YANG BENAR! 1. Hewan ada yang hidup di darat dan ada yang hidup di ... a....