Dwi Ayuning Tyas
Kisah ini saya ambil dari kisah
nyata, tentang hak seseorang yang terambil. Sebut saja Mawar dan Melati. Mawar
dan Melati memiliki karakteristik sifat yang sama-sama emosional.
Meskipun melati memiliki sifat yang emosional akan tetapi melati masih bisa
mengendalikan diri dan masih bisa menjaga perasaan orang lain. Dibanding dengan
Melati, Mawar memiliki sifat emosionalnya lebih tinggi dan terkadang tidak
menjaga perasaan orang lain. Semua perkataan yang keluar dari mulutnya, terlontar
begitu saja tanpa memikirkan dampaknya.
Suatu hari, ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung didalam kelas, dosen pembimbing menugaskan
untuk membagi beberapa kelompok menjadi masing-masing empat orang. Dan
ternyata, Mawar dan Melati tergabung menjadi satu kelompok. Karena mata kuliah
ini belum pernah didapatkan saat SMA maupun SMK, tentu terdapat
kesulitan-kesulitan dalam mengerjakannya. Belum lagi waktu mengerjakan yang
cukup singkat, ditambah dengan tugas-tugas mata kuliah lainnya, ditambah lagi tuntutan
dari dosen yang mengharuskan pembuatan makalahnya harus berdasarkan dengan
jumlah referensi yang telah ditentukan. Tentu, seharusnya menjadi sebuah
kemakluman apabila pengerjaan dalam tugas kurang maksimal, meskipun
pengerjaannya sudah dilakukan semaksimal mungkin.
Mawar meminta hasil pembagian tugas
kepada Melati dan dua orang teman lainnya. Ketika Melati mengumpulkan tugasnya
dan dilihat oleh Mawar, Mawar mencela pekerjaan melati habis-habisan tanpa
memberitahu Melati dimana letak kesalahannya. Mawar beranggapan bawah
dirinyalah yang paling pintar diantara kelompoknya. Melati pun sakit hati atas
ucapan Mawar hingga airmatanya tak dapat dibendung lagi. Kerja kelompok yang
seharusnya bernilai positif dengan saling belajar dan memahami materi bersama-sama
justru menjadi diskriminasi sosial. Tak ada kata maaf yang terlontar dari mulut
Mawar yang dapat menghapuskan luka yang telah tergores dihati Melati.
Karena lidah tidak bertulang, semua
kata terlontar begitu saja. Alangkah baiknya, ketika kita ingin menyampaikan
sesuatu ke orang lain, maka sampaikanlah dengan cara yang baik, sopan, dan
santun. Sebagaimana kata pepatah Siapa yang Menabur Dia Akan Menuai, siapa yang
menyakiti hati orang lain, nantinya juga akan tersakiti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar